Sabtu, 21 Maret 2015

Penebangan dan Penggergajian Kayu

Resume Tentang Proses Penebangan Kayu dan Proses Penggergajian Kayu yang Meliputi Cara Memilih Kayu, Karakteristik Kayu, Ukuran Kayu, Alat/Mesin, dan Teknik-Teknik dalam Prosesnya

            Dalam industri dan proses produksi yang menggunakan kayu, perlu beberapa hal yang harus diperhatikan. Dalam resume ini yang akan dibahas adalah proses penebangan kayu dan proses penggergajian kayu.
Menurut definisinya, penebangan kayu adalah aktivitas yang mencakup tidak hanya memotong pohon, namun juga transportasi dan pemrosesan di tempat (misal pemotongan hingga ukuran kecil). Pohon yang dipotong tidak selalu batang utamanya, namun juga cabang yang berukuran besar dengan meninggalkan batang utamanya sehingga pohon tetap hidup. Sedangkan, penggergajian kayu adalah fasilitas di mana kayu yang telah ditebang dipotong-potong menjadi kayu untuk bahan bangunan atau keperluan lainnya.
            Pembahasan pertama yaitu mengenai proses penebangan kayu. Dalam proses penebangan kayu, hal-hal yang harus diperhatikan adalah cara memilih kayu yang siap ditebang, karakteristik pohon kayu yang siap ditebang, dan teknik-teknik dalam penebangan kayu.
Pertama-tama, kita harus mengetahui cara memilih kayu yang siap ditebang. Pohon yang akan ditebang atau dipanen harus memenuhi sarat usia yang cukup untuk ditebang. Dengan demikian kayu yang dihasilkan telah mencapai volume pembentukan serat kayu yang optimal.
Pohon yang masih terlalu muda belum mencapai titik optimal dalam proses produksi serat kayu. Disamping itu, kandungan nutrisi kayu yang akan digunakan untuk proses pertumbuhan pohon lebih lanjut masih sangat tinggi. Dengan demikian, kualitas kayu yang dihasilkan lebih rentan terhadap serangan-serangga kayu maupun jamur serta berbagai faktor perusak alami lainnya.

Selain itu, masa / waktu atau musim penebangan sangat menentukan kualitas kayu yang akan dihasilkan. Secara umum penebangan pohon dilakukan pada akhir musim kemarau memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan yang dilakukan pada musim penghujan.
Hal ini sangat mudah dipahami secara sederhana. Pada musim penghujan, akar-akar pohon aktif menyerap nutrisi untuk pertumbuhan dan menyimpan sebagian sebagai cadangan untuk bertahan hidup pada musim kemarau. Sedangkan pada musim kemarau, sistem metabolisme pohon akan menyerap cadangan nutrisi yang telah tersimpan selama musim penghujan.
Dengan demikian, jika penebangan dilakukan pada akhir musim penghujan maka akan menghasilkan kayu dengan kadar nutrisi maksimal sehingga rentan terhadap serangan serangga, jamur dan factor perusak lainnya. Begitu pula sebaliknya, jika penebangan dilakukan pada akhir musim kemarau, maka kualitas daya tahan dan keawetan kayu relatif lebih baik.
Kedua adalah kita harus mengetahui karakteristik pohon kayu yang siap ditebang. Karakteristik pohon kayu yang siap ditebang adalah usia pohon yang sudah cukup dan memenuhi syarat agar menjadi kayu yang berkualitas bagus.
            Ketiga adalah kita harus mengetahui teknik-teknik dalam penebangan kayu. Pada dasarnya kegiatan penebangan pohon terdiri dari 3 kegiatan, yaitu persiapan dan pembersihan tumbuhan bawah. Tujuannya adalah untuk mempermudah kegiatan penebangan dan mencegah terjadinya kecelakaan selama kegiatan penebangan. Selanjutnya adalah penentuan arah rebah. Terakhir adalah pembuatan takik rebah dan takik balas.
                Sebelum penebangan dimulai perlu dilakukan penandaan terhadap pohon yang akan ditebang dan pohon yang tidak boleh ditebang. Penandaan ini harus dilakukan pada setiap pohon yang dimaksud dengan menggunakan cat atau bahan lain yang tahan lama. Terdapat beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan arah rebah pohon, yaitu :
a)      Kondisi pohon : kondisi pohon yang dimaksud disini adalah posisi pohon (normal atau miring): kesehatan pohon (gerowong atau terdapat cacat-cacat lain yang dapat mempengaruhi rebahnya pohon); bentuk tajuk dan keberadaan banir.
b)      Kondisi lapangan di sekitar pohon : kondisi lapangan ini meliputi keadaan vegetasi di sekitar pohon yang akan ditebang, termasuk keadaan tumbuhan bawah, lereng, rintangan (jenis-jenis pemanjat, tunggak dan batu-batuan).
c)      Keadaan cuaca pada saat penebangan. Apabila hujan turun dan angin kencang, maka semua kegiatan harus dihentikan.
Keberhasilan penebangan sangat ditentukan oleh arah rebah pohon. Arah rebah yang benar akan menghasilkan kayu sesuai dengan yang diinginkan dan kecelakan kerja dapat dihindari serta kerusakan terhadap lingkungan dapat ditekan, sedangkan apabila arah rebah yang ditentukan tidak benar, maka kayu akan rusak dan kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat besar serta pohon yang rebah akan merusak lingkungan sekitarnya.
Oleh karenanya dalam nenentukan arah rebah pohon harus berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan. Bebererapa ketentuan arah rebah yang benar adalah sebagai berikut :
  • Sedapat mungkin menghindari arah rebah yang banyak dijumpai rintangan, seperti : batu-batuan, tunggak, pohon roboh dan parit.
  • Jika pohon terletak di lereng atau tebing, maka arah rebah diarahkan ke puncak lereng.
  • Diusahakan menuju tempat yang tegakan tinggalnya relatif sedikit.
  • Arah rebah diupayakan disesuaikan dengan arah penyaradan kayu atau ke arah yang memudahkan penyaradan kayu.
  • Pada daerah yang datar, arah rebah pohon disesuaikan dengan bentuk tajuk dan posisi pohon.

Selain menentukan arah rebah pohon, perlu juga ditentukan arah keselamatan bagi regu penebang. Apabila sebatang pohon akan ditebang, luas daerah berbahaya diperkirakan 2 x tinggi pohon yang bersangkutan. Demi menjamin keselamatan penebang, maka daerah yang aman berada pada sudut 45o di kiri dan kanan garis lurus arah rebah pohon yang ditentukan.
            Setelah mengetahui beberapa penjelasan tentang proses penebangan kayu, kita akan membahas pembahasan selanjutnya yaitu tentang proses penggergajian kayu. Dalam proses penggergajian kayu, hal-hal yang perlu diperlu diperhatikan adalah ukuran kayu baik balok maupun papan, alat atau mesin gergajian, proses penggergajian kayu, dan teknik-teknik dalam penggergajiann kayu.
            Balok kayu adalah balok dari bahan kayu yang digergaji berbentuk segi empat dan memiliki siku-siku yang dengan ukuran tebal 6-8 cm dan lebar 12-15 cm. Galar adalah kayu yang digergaji berbentuk segi empat yang memiliki ukuran lebih kecil dari balok yaitu dengan ukuran tebal 5 cm dan lebar 10 cm. Papan adalah kayu yang digergaji dengan ukuran 2-4 cm dan lebar 10-30 cm. Kaso adalah kayu gergajian yang umumnya berukuran 4cm x 6cm, 5cm x 7cm, dan 4cm x 8cm. Sedangkan reng adalah kayu gergajian yang digunakan untuk bangunan yang umumnya memiliki ukuran 2cm x3cm dan 3cm x 4cm.
Alat dan mesin yang digunakan dalam penggergajian antara lain  Gergaji Bundar (Sircular Saw), Gergaji Pita (Band Saw), Mobil Pengangkut / Truk, Mesin Sawmill, dan Mesin Gerinda.
Proses penggergajian kayu dimulai dari pemilihan pohon. Setelah pohon dipilih, lalu ditebang. Pohon yang telah ditebang dipotong cabang dan rantingnya, menyisakan batang utamanya. Kayu lalu dibawa oleh truk kayu, transportasi rel, atau metode lainnya ke penggergajian kayu. Pengukuran kayu bisa dilakukan di tempat penebangan, dalam perjalanan, maupun di penggergajian kayu. Debarking, yaitu proses pengeliminasian bark atau kulit kayu dari kayu. Decking, yaitu pemilihan dan pengklasifikasian kayu berdasarkan spesies, ukuran, dan penggunaannya.

Setelah itu, kayu dipotong dengan head saw sebagai langkah awal. Tergantung kebutuhan, kayu bisa dipotong lagi dengan gergaji yang berbeda menjadi bentuk dan dimensi yang lebih spesifik. Triming yaitu membentuk kayu menjadi ukuran yang lebih detail dari potongan sebelumnya yang cenderung lebih kasar. Pengeringan mengurangi kadar air di dalam kayu. Bisa dilakukan dengan kiln atau dijemur di panas matahari. Mengetam (planing) untuk memperhalus permukaan. Pengapalan atau transportasi kayu yang telah selesai diproses ke pasar.
            Terakhir adalah teknik-teknik dalam penggergajian kayu.
  1. Pembelahan kayu (resawing)
Pembelahan kayu disini termasuk pembelahan kedua, sebab menurut pihak pengelola industri, bahan baku dibelah untuk ditentukan ukurannya. Sesungguhnya mesin dari industri ini dapat digunakan untuk membelah log atau dolok. Akan tetapi, bahan baku industri sudah berbentuk cant. Menurut Dephutbun RI (1998), cant adalah blambangan yang berbentuk setengah, sepertiga, dan seperampat yang diperoleh melalui pembelahan pertama.
  1. Meratakan kayu bagian pinggir
Istilah meratakan kayu bagian pinggir ini dikenal oleh pihak pengelola industri sebagai pembuatan siku atau menyikukan kayu. Perataan ini berguna untuk memudahkan pembentukannya dalam proses produksi lanjutan. Dephutbun RI (1998) menyatakan perataan sisi dan pemotongan ujung adalah pekerjaan yang penting yang memerlukan petugas-petugas dengan pengetahuan yang baik tentang kualitas kayu gergajian.
  1. Proses lanjutan penggergajian kayu
Proses lanjutan ini berupa membuat produk, seperti pintu, kusen, jendela, dan lain-lain. Pembuatan kusen ini melalui proses pemotongan dan pembuatan ukurannya, pembuatan dudukan, sponing (lanjutan), pemasangan, dan finishing.
Industri biasanya jarang membuat produk karena keterbatasan alat. Oleh karena itu, industri ini mengutamakan pembelahan berbagai ukuran sortimen sesuai dengan pesanan (order).


Sumber:


1 komentar:

  1. numpang bntar nih gan barangkali ada agan-agan pengusaha kayu yg lagi membutuhkan mesin benso/penggergajian. kami bengkel Las Bubut PD KONDANG JAYA menyediakan mesin benso rakitan harga lebih terjangkau dan high quality...dan juga bergaransi.
    bagi agan" yg ingin memulai usaha penggergajian lebih baik hubungi kami....
    dari pada harus membeli mesin PANDAN yg harganya mahal...
    dan kami juga mengerjakan mesin home industri.
    bila berminat hubungi
    081221093383
    terimakasih

    BalasHapus