Resume
Tentang Proses Penebangan Kayu dan Proses Penggergajian Kayu yang Meliputi Cara
Memilih Kayu, Karakteristik Kayu, Ukuran Kayu, Alat/Mesin, dan Teknik-Teknik
dalam Prosesnya
Dalam
industri dan proses produksi yang menggunakan kayu, perlu beberapa hal yang
harus diperhatikan. Dalam resume ini yang akan dibahas adalah proses penebangan
kayu dan proses penggergajian kayu.
Menurut definisinya, penebangan kayu adalah aktivitas
yang mencakup tidak hanya memotong pohon,
namun juga transportasi dan pemrosesan di tempat (misal pemotongan hingga
ukuran kecil). Pohon
yang dipotong tidak selalu batang utamanya, namun juga cabang yang berukuran
besar dengan meninggalkan batang utamanya sehingga pohon tetap hidup. Sedangkan, penggergajian kayu adalah fasilitas
di mana kayu yang telah ditebang dipotong-potong
menjadi kayu untuk bahan bangunan
atau keperluan lainnya.
Pembahasan
pertama yaitu mengenai proses penebangan kayu. Dalam proses penebangan kayu,
hal-hal yang harus diperhatikan adalah cara memilih kayu yang siap ditebang,
karakteristik pohon kayu yang siap ditebang, dan teknik-teknik dalam penebangan
kayu.
Pertama-tama,
kita harus mengetahui cara memilih kayu yang siap ditebang. Pohon yang akan
ditebang atau dipanen harus memenuhi sarat usia yang cukup untuk ditebang.
Dengan demikian kayu yang dihasilkan telah mencapai volume pembentukan serat
kayu yang optimal.
Pohon yang
masih terlalu muda belum mencapai titik optimal dalam proses produksi serat
kayu. Disamping itu, kandungan nutrisi kayu yang akan digunakan untuk proses
pertumbuhan pohon lebih lanjut masih sangat tinggi. Dengan demikian, kualitas
kayu yang dihasilkan lebih rentan terhadap serangan-serangga kayu maupun jamur
serta berbagai faktor perusak alami lainnya.
Selain itu,
masa / waktu atau musim penebangan sangat menentukan kualitas kayu yang akan
dihasilkan. Secara umum penebangan pohon dilakukan pada akhir musim kemarau
memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan yang dilakukan pada
musim penghujan.
Hal ini sangat
mudah dipahami secara sederhana. Pada musim penghujan, akar-akar pohon aktif
menyerap nutrisi untuk pertumbuhan dan menyimpan sebagian sebagai cadangan
untuk bertahan hidup pada musim kemarau. Sedangkan pada musim kemarau, sistem
metabolisme pohon akan menyerap cadangan nutrisi yang telah tersimpan selama
musim penghujan.
Dengan
demikian, jika penebangan dilakukan pada akhir musim penghujan maka akan
menghasilkan kayu dengan kadar nutrisi maksimal sehingga rentan terhadap
serangan serangga, jamur dan factor perusak lainnya. Begitu pula sebaliknya,
jika penebangan dilakukan pada akhir musim kemarau, maka kualitas daya tahan
dan keawetan kayu relatif lebih baik.
Kedua adalah
kita harus mengetahui karakteristik pohon kayu yang siap ditebang. Karakteristik
pohon kayu yang siap ditebang adalah usia pohon yang sudah cukup dan memenuhi
syarat agar menjadi kayu yang berkualitas bagus.
Ketiga
adalah kita harus mengetahui teknik-teknik dalam penebangan kayu. Pada dasarnya
kegiatan penebangan pohon terdiri dari 3 kegiatan, yaitu persiapan dan
pembersihan tumbuhan bawah. Tujuannya adalah untuk mempermudah kegiatan
penebangan dan mencegah terjadinya kecelakaan selama kegiatan penebangan.
Selanjutnya adalah penentuan arah rebah. Terakhir adalah pembuatan takik rebah
dan takik balas.
Sebelum penebangan dimulai perlu
dilakukan penandaan terhadap pohon yang akan ditebang dan pohon yang tidak
boleh ditebang. Penandaan ini harus dilakukan pada setiap pohon yang dimaksud
dengan menggunakan cat atau bahan lain yang tahan lama. Terdapat beberapa hal
yang penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan arah rebah pohon, yaitu :
a) Kondisi pohon : kondisi
pohon yang dimaksud disini adalah posisi pohon (normal atau miring): kesehatan
pohon (gerowong atau terdapat cacat-cacat lain yang dapat mempengaruhi rebahnya
pohon); bentuk tajuk dan keberadaan banir.
b) Kondisi lapangan di sekitar
pohon : kondisi lapangan ini meliputi keadaan vegetasi di sekitar pohon yang
akan ditebang, termasuk keadaan tumbuhan bawah, lereng, rintangan (jenis-jenis
pemanjat, tunggak dan batu-batuan).
c) Keadaan cuaca pada saat
penebangan. Apabila hujan turun dan angin kencang, maka semua kegiatan harus
dihentikan.
Keberhasilan penebangan sangat
ditentukan oleh arah rebah pohon. Arah rebah yang benar akan menghasilkan kayu
sesuai dengan yang diinginkan dan kecelakan kerja dapat dihindari serta
kerusakan terhadap lingkungan dapat ditekan, sedangkan apabila arah rebah yang
ditentukan tidak benar, maka kayu akan rusak dan kemungkinan terjadinya
kecelakaan sangat besar serta pohon yang rebah akan merusak lingkungan
sekitarnya.
Oleh karenanya dalam nenentukan arah
rebah pohon harus berpedoman pada ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan.
Bebererapa ketentuan arah rebah yang benar adalah sebagai berikut :
- Sedapat
mungkin menghindari arah rebah yang banyak dijumpai rintangan, seperti :
batu-batuan, tunggak, pohon roboh dan parit.
- Jika
pohon terletak di lereng atau tebing, maka arah rebah diarahkan ke puncak
lereng.
- Diusahakan
menuju tempat yang tegakan tinggalnya relatif sedikit.
- Arah
rebah diupayakan disesuaikan dengan arah penyaradan kayu atau ke arah yang
memudahkan penyaradan kayu.
- Pada
daerah yang datar, arah rebah pohon disesuaikan dengan bentuk tajuk dan
posisi pohon.
Selain menentukan arah rebah pohon,
perlu juga ditentukan arah keselamatan bagi regu penebang. Apabila sebatang
pohon akan ditebang, luas daerah berbahaya diperkirakan 2 x tinggi pohon yang
bersangkutan. Demi menjamin keselamatan penebang, maka daerah yang aman berada
pada sudut 45o di kiri dan kanan garis lurus arah rebah pohon yang
ditentukan.
Setelah
mengetahui beberapa penjelasan tentang proses penebangan kayu, kita akan
membahas pembahasan selanjutnya yaitu tentang proses penggergajian kayu. Dalam proses
penggergajian kayu, hal-hal yang perlu diperlu diperhatikan adalah ukuran kayu
baik balok maupun papan, alat atau mesin gergajian, proses penggergajian kayu,
dan teknik-teknik dalam penggergajiann kayu.
Balok
kayu adalah balok dari bahan kayu yang digergaji berbentuk segi empat dan
memiliki siku-siku yang dengan ukuran tebal 6-8 cm dan lebar 12-15 cm. Galar
adalah kayu yang digergaji berbentuk segi empat yang memiliki ukuran lebih
kecil dari balok yaitu dengan ukuran tebal 5 cm dan lebar 10 cm. Papan adalah
kayu yang digergaji dengan ukuran 2-4 cm dan lebar 10-30 cm. Kaso adalah kayu
gergajian yang umumnya berukuran 4cm x 6cm, 5cm x 7cm, dan 4cm x 8cm. Sedangkan
reng adalah kayu gergajian yang digunakan untuk bangunan yang umumnya memiliki
ukuran 2cm x3cm dan 3cm x 4cm.
Alat dan mesin yang digunakan dalam
penggergajian antara lain Gergaji Bundar (Sircular Saw), Gergaji Pita (Band Saw), Mobil Pengangkut / Truk, Mesin Sawmill,
dan Mesin Gerinda.
Proses penggergajian kayu dimulai
dari pemilihan pohon. Setelah pohon dipilih, lalu
ditebang. Pohon
yang telah ditebang dipotong cabang dan rantingnya, menyisakan batang utamanya. Kayu lalu dibawa oleh truk kayu, transportasi
rel, atau metode lainnya ke penggergajian kayu. Pengukuran kayu bisa dilakukan di tempat
penebangan, dalam perjalanan, maupun di penggergajian kayu. Debarking,
yaitu proses pengeliminasian bark atau kulit kayu dari kayu. Decking,
yaitu pemilihan dan pengklasifikasian kayu berdasarkan spesies, ukuran, dan
penggunaannya.
Setelah
itu, kayu dipotong dengan head saw sebagai
langkah awal. Tergantung
kebutuhan, kayu bisa dipotong lagi dengan gergaji yang berbeda menjadi bentuk
dan dimensi yang lebih spesifik. Triming
yaitu membentuk kayu menjadi ukuran yang lebih detail dari potongan sebelumnya
yang cenderung lebih kasar. Pengeringan mengurangi
kadar air di dalam kayu. Bisa dilakukan dengan kiln atau dijemur di panas matahari. Mengetam (planing)
untuk memperhalus permukaan. Pengapalan
atau transportasi kayu yang telah selesai diproses ke pasar.
Terakhir
adalah teknik-teknik dalam penggergajian kayu.
- Pembelahan
kayu (resawing)
Pembelahan kayu disini termasuk pembelahan kedua, sebab
menurut pihak pengelola industri, bahan baku dibelah untuk ditentukan
ukurannya. Sesungguhnya mesin dari industri ini dapat digunakan untuk membelah
log atau dolok. Akan tetapi, bahan baku industri sudah berbentuk cant. Menurut Dephutbun RI (1998), cant adalah blambangan yang berbentuk
setengah, sepertiga, dan seperampat yang diperoleh melalui pembelahan pertama.
- Meratakan
kayu bagian pinggir
Istilah meratakan kayu bagian pinggir ini dikenal oleh pihak
pengelola industri sebagai pembuatan siku atau menyikukan kayu. Perataan ini
berguna untuk memudahkan pembentukannya dalam proses produksi lanjutan.
Dephutbun RI (1998) menyatakan perataan sisi dan pemotongan ujung adalah pekerjaan
yang penting yang memerlukan petugas-petugas dengan pengetahuan yang baik
tentang kualitas kayu gergajian.
- Proses
lanjutan penggergajian kayu
Proses lanjutan ini berupa membuat produk, seperti pintu,
kusen, jendela, dan lain-lain. Pembuatan kusen ini melalui proses pemotongan
dan pembuatan ukurannya, pembuatan dudukan, sponing (lanjutan), pemasangan, dan
finishing.
Industri biasanya jarang membuat produk karena keterbatasan alat. Oleh karena
itu, industri ini mengutamakan pembelahan berbagai ukuran sortimen sesuai
dengan pesanan (order).
Sumber:
numpang bntar nih gan barangkali ada agan-agan pengusaha kayu yg lagi membutuhkan mesin benso/penggergajian. kami bengkel Las Bubut PD KONDANG JAYA menyediakan mesin benso rakitan harga lebih terjangkau dan high quality...dan juga bergaransi.
BalasHapusbagi agan" yg ingin memulai usaha penggergajian lebih baik hubungi kami....
dari pada harus membeli mesin PANDAN yg harganya mahal...
dan kami juga mengerjakan mesin home industri.
bila berminat hubungi
081221093383
terimakasih