Rabu, 16 Juli 2014

Teruntuk Ayah

Andai ayah tahu, aku sangat merindukan mu. Aku rindu saat kita bercanda gurau bersama, aku rindu saat engkau memberikan ku nasihat-nasihat, bahkan aku rindu saat kita berdebat, saat kita berbeda pendapat, saat engkau memarahi anak perempuan mu ini yang kadang menentang keinginanmu.
Dulu ayah sangat ingin aku menjadi  seorang dokter, sedangkan aku sangat ingin menjadi penulis. Keinginan kita berbeda ayah, sangat berbeda. Aku tak mau menjalani semua itu dengan terpaksa. Tetapi semua orang tua pasti ini terbaik untuk anaknya.

Ayah, sekarang aku sudah menjadi dokter seperti apa yang ayah inginkan. Aku lulus dengan nilai yang cukup memuaskan dan aku sudah membuka praktek sendiri. Aku juga sudah jadi penulis, banyak orang yang menyukai tulisan ku seperti apa yang aku impikan. Andai kau di sini ayah, menikmati kebahagiaan ini bersamaku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar